Saturday
Kesempurnaan Islam di Mata Leo Tolstoy | Tokoh Sasterawan Rusia
Antara kata-kata beliau;
"Sesungguhnya seluruh hukum dan ajaran yang termaktub dalam kitab suci umat Muhammad itu dapat menjadi pegangan serta pedoman utama bagi semua umat manusia yang hidup di muka bumi"-Leo Tolstoy
Leo Tolstoy, pemikir dan penulis Rusia dilahirkan pada 9 September 1828. Namanya
melambung sebagai salah satu novelis terbesar di dunia berkat karya sastranya, "Perang
dan Damai" dan "Anna Karenina"". Kedua novel ini merupakan puncak fiksi realis yang
mewakili gambaran kehidupan Rusia abad ke-19.
melambung sebagai salah satu novelis terbesar di dunia berkat karya sastranya, "Perang
dan Damai" dan "Anna Karenina"". Kedua novel ini merupakan puncak fiksi realis yang
mewakili gambaran kehidupan Rusia abad ke-19.
Baru-baru ini terbit buku berjudul The Rule of Prophet Mohammed. Sebagian besar
buku ini merupakan terjemah riwayat Rasulullah yang ditulis oleh Tolstoy sendiri. Buku
tersebut membantu kita mengenali pandangan penulis terkemuka Rusia ini mengenai
Islam.
Ibrahim Raad dalam pengantar buku ini menulis, "Tahun lalu ketika bertemu para
penulis berbahasa Turki di kota Ankara, saya mendengar berita bahwa Tolstoy masuk
Islam. Saya tidak mempercayai berita tersebut. Untuk itu saya mencari tahu kebenaran
rumor ini hingga akhirnya saya disodori buku, ‘Karya Tolstoy yang Hilang'". Buku
tersebut mengungkapkan berbagai pandangan Tolstoy mengenai Islam. Salah satunya
jawaban Tolstoy terhadap seorang ibu yang meminta nasehat mengenai keislaman anak
lelakinya.
Seorang Ibu seraya memohon maaf kepada Tolstoy menulis,"Saya adalah seorang
perempuan berusia 50 tahun dan ibu dari tiga anak. Suami saya adalah seorang muslim.
Ketiga anak kami beragama Kristen. Putri saya berusia 13 tahun. Putra kami tertua
berusia 23 tahun, saat ini sedang menuntut ilmu di Institut Teknologi Petersburg.
Adiknya yang berusia terpaut setahun lebih muda sedang menempuh pendidikan di
akademi militer Moskow.
Kedua anak lelaki saya ingin mengikuti jejak ayahnya memeluk Islam. Untuk itu mereka
meminta izin dari saya sebagai ibunya. Sekarang saya kebingungan apa yang harus
dilakukan tuan Tolstoy? Saya tahu pilihan anak saya ini bukan karena kepentingan
remeh temeh, ataupun pertikaian keluarga. Bukan pula pertimbangan finansial yang
membuat mereka memilih Islam sebagai agamanya.
Kini, tampaknya mereka berusaha menyelesaikan masalah keyakinan agamanya dan
menerima Islam sebagai agama mereka....Saya sebagai seorang ibu yang sangat
mencintai anak-anak saya sendiri sangat mengkhawatirkan mereka. Untuk itu saya
melayangkan surat kepada anda.
Saya tidak kuasa membendung cucuran air mata saya sendiri. Lama kelamaan saya bisa
kehilangan akal menghadapi masalah ini. Terus terang saya tidak memiliki jalan keluar
selain menulis surat kepada Anda, tuan Tolstoy. Saya yakin dengan ketinggian ilmu dan
kearifan budi anda masalah saya bisa diatasi."
Ketika menjawab kekhawatiran ibu ini, Tolstoy memberikan jawaban dengan
membandingkan keutamaan antara Islam dan Kristen. Penulis terkemuka Rusia ini
mengungkapkan,
"Saya sangat menghormati dan menghargai perhatian anda terhadap anak lelaki anda
dan masalah agama yang mereka yakini. Menindaklanjuti tuntutan kemanusiaan ini,
saya mempertimbangkan kecenderungan terhadap agama Islam dan menjadi pengikut
Muhammad sebagai hal yang sangat urgen bagi mereka. Tapi bagi siapa saja yang
memeluk agama Islam, maka ia harus mengetahui, menerima dan menjalankan aturan
agama itu.
Terkait hal ini, saya ingin katakan bahwa anak lelaki anda meninggalkan agama
sebelumnya yaitu Kristen dan memeluk Islam sebagai agama barunya. Mereka tidak
harus dipaksa mengungkapkan alasannya kepada orang lain, dan ini adalah tuntutan
logis dan urusan pribadi antara mereka dengan Tuhan. Anda tidak boleh merasa
berdosa mengenai jalan hidup yang mereka tempuh."
Manusia sebagai makhluk yang terbaik di dunia dengan berbagai potensinya yang luar
biasa, layak dihormati oleh siapapun atas pilihan jalan hidupnya masing-masing. Dalam
hal agama ilahi, saya seirama dengan mereka demi menjaga kemanusiaan dan
kemuliaannya serta menghadapi kejumudan dalam mencari solusi yang terbaik.
Agama dengan prinsip spiritual dan moral kolektif merupakan sumber agung mengenai
bimbingan moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Namun agama mana yang paling
sempurna dan selamat dari distorsi? Tolstoy dalam suratnya memuji agama Islam, dan
berkeyakinan bahwa agama ilahi ini membawa manusia mencapai puncak kemuliaan
dan menunjukkan jalan yang benar.
Mengenai kebenaran Islam, Tolstoy menulis, "Agama Islam dan ajaran Muhammad lebih
bernilai dan memiliki tingkatan lebih tinggi serta memiliki karakteristik lebih utama
daripada Kristen. Untuk itu, dengan segenap keteguhan hati dan keyakinan pemikiran,
saya mengucapkan selamat kepada mereka (anak lelakimu) karena memilih agama Ilahi
itu."
Tolstoy dalam suratnya mengungkapkan,"Ketahuilah bahwa yang menulis surat kepada
anda ini adalah seorang pemeluk Kristen yang terbiasa menerima dan menjalankan
ajaran Kristen selama bertahun-tahun. Tapi harus saya akui bahwa agama Islam dan
ajaran Muhammad lebih sempurna dan lebih bernilai daripada Kristen.
Setidaknya karakteristik luar agama Islam tidak bisa dibandingkan dengan agama
Kristen. Setiap orang yang memiliki peluang untuk memilih antara agama Islam dan
Kristen, tentu harus memilih salah satu dari kedua agama ilahi itu dan menyembah
Tuhan sesuai tuntunan agama yang dipeluknya. Pada tahap awal saya pikir tidak
mungkin menyembah banyak Tuhan, dan keyakinan tersebut bertentangan dengan
Keesaan Tuhan sendiri. Agama Islam hanya mengakui monoteisme. Dengan demikian
agama Islam lebih baik daripada Kristen dan setiap orang yang berakal sehat pasti
memilih agama Islam, bukan yang lain."
Tolstoy dalam suratnya menegaskan, "Agama bagi tiap-tiap orang yang hidup di dunia
ini mendorong percepatan pertumbuhan manusia dan sebagaimana dalam kehidupan
yang saya saksikan sendiri, manusia harus mengetahui bahwa kedewaannya berutang
pada agama. Mengenai agama Islam terdapat Nabi Muhammad Saw yang ajarannya
mencakup seluruh agama suci dan sangat dekat dengan keyakinan agama Kristen.
Karena prinsip agama Ilahi adalah Tuhan, maka ajaran agama Ilahi dalam rangka
mendorong manusia mengimani Tuhan. Dengan demikian, agama yang lebih baik
menyebarkan kewajiban ini akan lebih dihormati dari agama lain. Agama tersebut
adalah Islam."
Tentang pandangannya mengenai Islam, Tolstoy dalam suratnya mengungkapkan,
"Maafkan saya panjang lebar menjelaskan permasalahan ini, karena Anda harus
mengetahui keyakinan saya untuk dijelaskan kepada anak lelaki anda demi menempuh
jalan kesempurnaan. Ketahuilah bahwa identitas utama agama adalah kebenaran.
Hakikat tentang kegelapan dan perbuatan terbaik yang bisa dilakukan manusia adalah
meyakini kebenaran dan secara umum berarti meyakini agama. Kehidupan anak lelaki
Anda dipenuhi ketenteraman dan kebaikan, jika mereka menjalankan kewajiban dirinya,
kemanusiaan dan keluarganya."
Tolstoy dalam kelanjutan suratnya menyinggung dan memperingatkan penyimpangan
dan distorsi dalam agama, terutama sekte Bahaisme. Penulis terkemuka Rusia ini
mengungkapkan, "Saya tidak tahu seberapa dalam pengetahuan anak lelaki anda
mengenai agama-agama terutama Islam. Jawaban pertanyaan ini tidak berbeda dari
penjelasan saya sebelumnya. Karena kitab suci dan sumber tersebut akan membantu
anak anda mengenal agama lebih baik dan lebih dalam terutama tentang Islam. Namun
ada yang tidak boleh dilupakan mengenai sejumlah sekte yang mengatasnamakan Islam
dan menyimpangkan manusia.
Salah satunya adalah Bahaisme yang muncul pertama kali di Iran atas nama Islam dan
menyebar ke Asia kecil dan berkembang di kawasan tersebut. Bahaisme menolak Ka'bah
sebagai kiblatnya dan tempat Bahaullah tinggal dijadikan sebagai kiblat mereka.
Keyakinan mereka itu keliru dan tidak boleh diterima oleh siapapun. Saya sangat senang
jika pemikiran saya ini bisa menjauhkan orang dari jalan yang keliru." Dengan demikian
Tolstoy penulis dan pemikir besar Rusia meyakini Islam sebagai agama yang sempurna
dan menyelamatkan umat manusia.
Berbuatlah kejahatan sesuka hatimu, kelak Tuhan akan menghukummu sesuka hati-Nya,” demikian salah satu kalimat dalam sebuah cerpen Tolstoy.
Subhanallah.... saya beruntung terlahir dengan Agama Islam
ReplyDeleteluar biasa, baru tau saya kalau tolstoy punya pendapat semulia itu tentang islam..subhanallah.
ReplyDelete